Krisis Laut Merah mengganggu Supply Chain

Bagaimana Krisis Laut Merah Mengguncang Rantai Pasokan

Dampak Krisis Laut Merah terhadap logistik dan rantai pasok Asia. Pelajari bagaimana bisnis dapat mengatasi tantangan ini dengan efektif.
Display@2x.png

Content Drivers

Krisis Laut Merah, yang sering disebut sebagai salah satu jalur perdagangan internasional paling vital, kini menghadapi gangguan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan meningkatnya risiko dan tantangan di sepanjang rute maritim yang kritis ini, pola pengiriman global terpaksa menyesuaikan diri. Pergeseran ini telah memicu efek domino di seluruh rantai pasokan global, mempengaruhi biaya, waktu pengiriman, dan efisiensi perdagangan secara keseluruhan.

Laut Merah sangat penting untuk perdagangan global, dengan sepertiga lalu lintas kontainer dan 12% minyak yang diangkut melalui laut melewatinya. Sekarang, banyak kapal mengambil rute yang lebih panjang mengelilingi bagian selatan Afrika, yang menambah sekitar $1 juta biaya bahan bakar per perjalanan pulang pergi.

Transit kapal kontainer di Laut Merah telah menurun sebesar 67%, dan kapal pengangkut gas alam cair (LNG) berhenti sepenuhnya sejak Januari 2024. Pengalihan rute ini telah meningkatkan biaya pengiriman secara signifikan. 

Misalnya, biaya pengiriman dari Shanghai ke Eropa telah lebih dari tiga kali lipat sejak awal Desember 2023. Biaya untuk kontainer dengan ukuran yang sama yang bepergian dari Shanghai ke Rotterdam telah melonjak sebesar 158% selama setahun terakhir, mencapai $4.426. Selain itu, beberapa barang konsumsi di Asia Tenggara juga terkena dampak dari krisis ini, menyebabkan kenaikan harga karena pengiriman dialihkan melalui Tanjung Harapan.

Gangguan di Laut Merah menyebabkan efek domino pada logistik dan rantai pasokan di Asia. Sekitar 40% perdagangan Asia-Eropa biasanya melewati Laut Merah. Sekarang, biaya pengiriman yang lebih tinggi dan penundaan mempengaruhi seluruh rantai pasokan, menyebabkan harga konsumen yang lebih tinggi dan potensi inflasi.

Menteri Perdagangan dan Industri Singapura menyebutkan bahwa serangan terbaru telah menyebabkan beberapa penundaan pada impor Singapura dari Eropa. Sebagai tanggapan, jalur pelayaran utama mengalihkan layanan trans-Pasifik dan Asia-Eropa mereka melalui Tanjung Harapan. Rute baru ini menambah 10 hingga 15 hari waktu transit.

Penyumbatan atau serangan telah sangat mengganggu operasional pelabuhan. Gangguan seperti ini memperlambat pergerakan peti kemas dan menciptakan kemacetan yang memerlukan waktu untuk diselesaikan, sehingga menyebabkan kekurangan peti kemas yang tersedia untuk rute pelayaran lainnya.

Krisis ini menyebabkan kapal-kapal dialihkan untuk menghindari zona konflik, yang mengakibatkan waktu transit lebih lama dan biaya pengiriman lebih tinggi. Di Malaysia, 80% kapal sekarang memilih rute Tanjung Harapan, menggandakan tarif angkutan dan mempengaruhi rute perdagangan ke AS dan Eropa.

Ritesh Kumar dari The Smart Cube mencatat bahwa krisis ini sudah merusak rantai pasokan global dan mungkin akan bertambah buruk. Bisnis harus bersiap untuk waktu pengiriman yang lebih lama dan harga yang lebih tinggi untuk gandum, minyak bunga matahari, dan produk susu Eropa di Asia Tenggara.

Untuk mengatasi tantangan ini, bisnis bisa mengadopsi beberapa strategi:

Perusahaan harus mengeksplorasi rute pengiriman alternatif seperti Tanjung Harapan, meskipun lebih mahal, untuk menghindari risiko di Laut Merah. Strategi transportasi multi-moda juga penting untuk mengurangi ketergantungan pada angkutan laut. Untuk pengiriman mendesak, pertimbangkan angkutan udara. Mulailah mengevaluasi opsi transportasi alternatif dan dampak finansialnya.

Bermitra dengan penyedia logistik yang memiliki jaringan luas dan mitra global untuk menyederhanakan operasi rantai pasokan. Kolaborasi ini penting untuk memanfaatkan sumber daya mereka dan menemukan solusi pengiriman yang paling efisien dan andal, terutama selama gangguan.

Pertahankan tingkat inventori keamanan yang lebih tinggi untuk menahan penundaan. Analisis data historis, pahami variabilitas permintaan, dan rencanakan waktu tunggu yang lebih lama. Meskipun menyimpan lebih banyak inventori mengeluarkan biaya tambahan seperti penyimpanan dan asuransi, ini lebih baik daripada kehabisan stok.

Krisis Laut Merah adalah tantangan besar bagi perdagangan global dan rantai pasokan karena waktu tunggu yang lebih lama dan biaya yang lebih tinggi. Krisis ini kemungkinan akan berlanjut selama ketegangan geopolitik masih ada. 

Menurut perkiraan BIMCO, mungkin membutuhkan beberapa bulan atau bahkan tahun, dengan operasi pelayaran normal melalui Laut Merah dan Terusan Suez tidak dimulai lagi sampai 2025. Untuk mengatasi gangguan ini, bisnis harus mengadopsi langkah-langkah strategis yang dijelaskan dalam artikel ini. 

Tetap terinformasi dan proaktif dalam menanggapi masalah perdagangan global sangat penting untuk menjaga ketahanan dan kesuksesan yang berkelanjutan di dunia yang saling terhubung saat ini.

Daftar isi

Related Articles

Dapatkan tips bisnis terbaru langsung melalui email Anda!

Bingung cara mulai bisnis gimana? Mau tau tips maksimalin media sosial untuk jualan? Atau hal yang bisa dilakukan agar customer belanja lagi? Yuk, berlangganan newsletter kami untuk dapatkan informasi terbaru seputar bisnis!

Dengan mengklik “Berlangganan” Anda menyetujui Kebijakan Privasi Ninja Xpress dan menyetujui Ninja Xpress menggunakan data kontak Anda untuk tujuan newsletter

Ryo Archive Red 320x320.png