Teman Ninja yang sudah malang melintang di dunia bisnis pasti familiar dengan istilah dead stock. Kondisi dimana persediaan barang yang berlebih karena penjualan tidak berjalan dengan baik dan barang yang disimpan sudah tidak laku lagi dipasaran. Dead Stock ini tergolong bikin bisnis boncos dan stress. Solusinya akan Ligwina Hananto bocorkan di artikel ini.
Dead Stock ini biasanya terjadi karena manajemen stoknya kurang baik. Manajemen stok ini penting untuk mengetahui status barang yang akan dijual, apakah masih tersedia banyak, sudah menipis atau sudah habis.
Baca Juga: Ligwina Hananto: Rumus Cashflow Sehat untuk Profit Maksimal
Menurut Ligwina Hananto, penyebab dead stock adalah:
- Penjualan barang tidak sesuai;
- Perhitungan stok tidak akurat;
- Penurunan minat pelanggan;
- Kualitas barang memburuk.
Teman Ninja, kamu sekarang kan sudah tahu nih penyebab terjadinya dead stock. Sekarang, pasti mau tahu kan bagaimana caranya biar terhindar dari kondisi dead stock? Yuk simak tipsnya berikut ini:
Agar Tidak Boncos, Pahami Inventory Cost
Inventory Cost adalah biaya persedian barang mulai dari menghitung biaya pemesanan, penerimaan, hingga penyimpanan sampai barang itu terjual. Agar bisa mengantisipasi dead stock, pahami biaya-biaya ini:
Ordering Costs
Biaya ini termasuk biaya ongkos kirim, biaya penerimaan barang, biaya-biaya lain yang harus kita bayarkan ketika memesan produk-produk yang akan kita jual.
Carrying Costs
Biaya ini mengacu kepada semua pengeluaran untuk menyimpan barang sebelum dijual. Misalnya, biaya pajak asuransi barang (jika menggunakan jasa gudang), upah tenaga kerja, sewa gudang.
Stockout Costs
Ini adalah biaya yang diperhitungkan ketika pendapatan menurun dan harus mengosongkan gudang atau biaya yang ditambahkan akibat kekurangan persediaan.
Hitung Modal & Untung yang Ingin Didapat
Ketika stock yang menumpuk menjadi dead stock kita harus membuat promosi yang menarik. Tapi kamu harus pintar menghitung modal & untung agar tidak mengalami kerugian. Mulai dari ketahui berapa harga pokok produk kamu dan berapa persen untung yang ingin kamu ambil. Menghindari kerugian dari produk yang masih banyak stoknya dengan bijak.
Buat Strategi Promosi yang Sesuai dengan Target
Setelah kamu tahu perhitungan tersebut. Kamu bisa melakukan promo yang mengundang pelangganmu, contohnya:
Bundling Package
Bundling price adalah harga spesial yang diberikan ketika kita menjual dua atau lebih barang sekaligus. Kita bisa mencoba untuk menentukan margin yang disesuaikan dengan promo yang menarik.
Diskon Ganda
Ketika kita para pelaku usaha mengalami dead stock, tentunya kita harus bisa membuat produk lama menjadi lebih menarik di mata customer. Diskon ganda adalah diskon bertingkat yang kita tawarkan kepada customer. Contohnya: Diskon 20% + 40%
Potongan Harga Selected Items
Kamu juga bisa memberikan promosi dengan memberikan voucher untuk pembelian selected items. Selected items yang dimaksud adalah barang-barang yang sudah masuk ke dalam kategori slow moving products yang ada di gudang.
Baca Juga: tentangKita: Omzet Milyaran dari Jualan Kartu, Ternyata ini Rahasianya
Perkirakan Stok Barang dengan Tepat
Selain promosi, penting sekali bagi para pelaku usaha untuk menghitung perkiraan stok barang yang optimal dan sesuai dengan demand yang ada. Forecast pembelian sangatlah penting bagi para pelaku usaha yang menyimpan stok barang karena hal ini bisa meminimalisir over stock dan juga dead stock terjadi.
Rumusnya adalah Safety Stock = (penjualan maks. harian x lead time max.) – (penjualan harian rata-rata x lead time rata-rata).
Baca Juga: Ligwina Hananto: Teknik Budgeting Resep Bisnis Tahan Banting
Nah, Teman Ninja setelah memahami jenis serta cara mengelola inventory bisnis, ada hal lain yang perlu kamu pahami nih biar penjualan kamu terus berjalan dan terhindar dari dead stock.
Salah satunya adalah dengan terus iklanin produk kamu dengan baik, misalnya melakukan endorsment. Bingung budget-nya darimana? Tenang aja bestih, Ninja Xpress bakal bantu kamu endors influencers secara gratis! Gausah banyak pikir, cari tahu selengkapnya melalui tautan ini!
Featured Image by George Kedenburg III From Unsplash