Salah satu produk bisnis online FnB yang belakangan sering dibicarakan netizen dan pelaku usaha lainnya adalah bisnis sambal siap saji. Mudah dan praktis dalam penyajian, lauk untuk keseharian para konsumen ini jadi salah satu produk yang digemari dan banyak dibeli di e-commerce. Yup, apalagi kalau bukan lauk siap saji yang dimasak dengan sambal dari Oelek.id.
Oelek.id awalnya merupakan sebuah restoran yang mapan dan udah berdiri dari 20 tahun lalu. Sayangnya, pandemi COVID-19 membuat 5 cabang restoran harus ditutup dan sang owner, Carel Setiawan harus “memutar otak” bagaimana membantu perekonomian orang tua dan karyawan yang tersisa.
Baca Juga: Cara Marketing 0 Rupiah, Hasilin Cuan Melimpah ala Fellexandro Ruby
Carel akhirnya menemukan cara dengan memanfaatkan kemampuan orang tuanya yang bisa mengolah masakan nusantara, terutama lauk-pauk potongan besar dalam suatu produk sambal yang nikmat.
Hasilnya, lahirlah Oelek.id dengan tagline “Lauk Disambelin, Bukan Sambel Dilaukin” dengan banyak varian, yaitu sambal bawang, sambal teri, sambal kecombrang, sambal terasi, sambal cumi, sambal ayam suir, dan sambal sei sapi yang bisa Teman Ninja temukan di berbagai platform online.
Strategi marketing ala Oelek.id yang bikin mereka cepat menjamur dan digemari para konsumen:
- Terus berinovasi dan temukan unique selling proposition yang mengunggulkan brand dari para kompetitor
- Pastiin produk dan stok matang supaya pemasaran yang dilakukan juga bisa maksimal
Ada lagi strategi marketing lainnya dari owner Oelek.id. Teman Ninja wajib baca sampai abis!
Branding dengan Sosok yang Familiar, “Koko”
Kalau Teman Ninja sering cek media sosial Oelek.id, mereka ternyata sering pakai “sosok” yang memang saat ini dikenal sebagai face of the brand, yaitu “koko” owner dari Oelek.id sendiri, lho. Menurut tim Oelek.id, konsumen akan lebih kenal dengan seorang sosok yang selalu muncul di media sosial dibandingkan langsung mengenal sebuah brand.
Dengan adanya sebuah sosok, para konsumen nantinya bisa lebih gampang untuk mengingat seorang figur merupakan perwakilan dari sebuah brand.
Sosok tersebut juga harus dikemas secara matang dengan punya karakteristiknya sendiri. Oelek.id merasa bahwa karakteristik yang berbeda juga bisa membedakan sebuah figur dengan figur lainnya, sama seperti brand dan juga usaha. Mulai dari pakai pakaian yang unik, cara berkomunikasi dan logat mereka, juga hal lainnya bisa berpengaruh terhadap kemudahan konsumen mengenal sebuah sosok.
Dengan menggunakan face of the brand, Oelek.id juga merasakan manfaat di mana para konsumen lebih mudah mengenal mereka. Bahkan saat live selling, konsumen nggak cuma mencari produk-produk Oelek.id sendiri, tapi mereka juga mencari sosok “koko” tersebut.
Memang penting untuk branding dengan sosok familiar bagi para konsumen, tapi jangan lupa juga untuk nyari pengiriman yang aman biar produkmu yang unik dan punya pembeda dari kompetitor ini bisa segera dikirim ke customer!
Punya Tagline yang Unik dari Kompetitor
Salah satu yang juga harus dicatat terhadap branding yang dilakukan oleh Oelek.id adalah mengenai tagline yang mendasari perkenalan konsumen terhadap brand mereka, yaitu sebagai brand yang menawarkan “Lauk Disambelin, Bukan Sambel Dilaukin” kepada para konsumen.
Menurut Carel, tagline ini sebenarnya muncul dari hate-comment yang diberikan netizen terhadap kompetitor serupa. Walaupun tumbuh dari hate-comment, Oelek.id berhasil memanfaatkan momentum tersebut untuk bisa meningkatkan branding usahanya.
“Dengan tagline yang terbangun, konsumen jadi tau kalau Oelek.id memperhatikan konsumen dan mau membuat mereka lebih diperhatikan melalui apa yang sebenarnya mereka inginkan. Sehingga sebenarnya, tagline yang digunakan bisa juga menjadi pembeda Oelek.id dari para kompetitor.” – Carel Setiawan
Mirroring Konten Tiktok & Reels untuk Menghemat Waktu
Nggak cuma bangun branding usaha, Oelek.id juga merasa kalau kunci keberhasilan sebuah usaha berasal dari pemasaran yang dilakukan. Oelek.id mencoba segala cara untuk melakukan pemasaran melalui prinsip trial and error, seperti pembuatan konten yang mereka lakukan menggunakan photo based di Instagram dan Tiktok.
Saat dijalani, mereka merasa kalau video based content juga punya potensi karena pada saat itu Tiktok dan Instagram Reels sedang “naik daun”. Apalagi dengan menghasilkan konten video, Oelek.id bisa mengirit tenaga dengan melakukan mirroring konten yang di posting di Instagram dan Tiktok karena kedua platform ini punya format yang sama.
Penting juga untuk melihat dan mencari tau apa yang menjadi key success dari postingan yang ada, dan selanjutnya bisa mengaplikasikannya ke berbagai konten yang akan di post untuk para audiens.
Baca Juga: Dijamin Banjir Orderan, Ini 8 Cara Berjualan di TikTok Shop yang Jitu
Persiapan Produk & Stok Matang untuk Endorse Influencer
Oelek.id pernah menemukan sebuah moment di mana saat mereka melakukan kerja sama dengan Farida Nurhan, vlogger dan juga reviewer makanan, mereka mendapatkan jutaan views untuk 4-5 video. Hal tersebut langsung berpengaruh ke penjualan yang meningkat 10x dari biasanya.
Terhadap fenomena melakukan influencer marketing, Oelek.id langsung melakukan adaptasi terhadap operasional perusahaan. Mereka membuat operasional usaha berjalan dengan 2 shift dari jam 7 pagi sampai 11 malam untuk mengejar keterlambatan pengiriman pesanan.
Dalam melakukan pemasaran, sebuah usaha harus sudah matang secara brand, feeds media sosial, dan arah pemasarannya yang jelas. Dengan memastikan hal-hal tersebut matang, pemasaran yang dilakukan juga bisa lebih maksimal.
Coba Banyak Cara Pemasaran & Tentuin Mana yang Tepat
Oelek.id juga memanfaatkan banyak hal untuk bisa melakukan pemasaran yang berhasil, seperti kolaborasi influencer, advertisement yang disediakan media sosial, sampai affiliate marketing. Dengan memanfaatkan berbagai hal tersebut, Oelek.id bisa tau mana yang berhasil bagi pemasaran dan bisa memaksimalkan angka konversi penjualan.
Supaya bisa melakukan hal ini, penting bagi Teman Ninja untuk memasang pricing yang tepat bagi produk. Teman Ninja juga harus membiasakan diri terhadap data-data yang terdapat dalam usaha, seperti menyisihkan keuntungan yang didapat untuk operasional, pajak e-commerce, dan menyesuaikan keuntungan lainnya untuk marketing yang akan dilakukan.
Agile Terhadap Banyaknya Perubahan
Dari berbagai stretegi marketing dari Oelek.id di atas, pastinya mereka juga perlu untuk bersikap agile dan beradaptasi terhadap perubahan yang ada. Belajar dari pengalaman Oelek.id saat meng-endorse Farida Nurhan, jika mereka tidak melakukan bersikap agile terhadap banyaknya perubahan, mereka malah bisa terkena pelanggaran dari TikTok karena tidak bisa memenuhi pesanan.
Sikap agile ini diperlukan sebuah usaha yang mau bertumbuh dan belajar untuk lebih sukses. Sebagai sebuah usaha, jika tidak bisa beradaptasi, nantinya pasti akan gagal dan susah untuk dijalani karena dalam usaha sangat banyak ketidakpastian yang ada.
Delegasi Tugas & Tanggung Jawab yang Jelas
Dalam mengatur sebuah tim dalam usaha, Oelek.id juga ngasih rekomendasi buat Teman Ninja yang baru mulai untuk memberikan delegasi ke rekan kerja atau para karyawan. Oelek.id berpendapat supaya Teman Ninja jangan beranggapan kalau orang yang didelegasikan mengerti jelas terhadap apa yang sebenarnya diinginkan.
Penting untuk bagi pelaku usaha ingat agar selalu secara detail menjelaskan dan memastikan para pekerja sebenarnya mengerti terhadap apa yang sebenarnya diinginkan. Setiap pekerja pasti juga memiliki kapasitasnya masing-masing, sehingga untuk Teman Ninja mengetahui dan memberikan penjelasan yang sesuai.
Baca Juga: 4 Hacks Konsisten Ngonten buat Si Pebisnis Sibuk dari Yosef Abas
Nah, itulah 7 strategi marketing yang bikin Oelek.id menjamur dan digemari para konsumen yang bisa menjadi acuan Teman Ninja sebagai pelaku usaha. Setelah baca 7 strategi marketing di atas, sekarang jadi makin siap untuk punya usaha yang produknya menjamur dan laku keras, kan? Setelah itu, pastikan juga pengiriman kamu aman dan cepat ke customer dengan pakai layanan pengiriman dari Ninja Xpress, ya!