Hi Teman Ninja, apa kamu pernah belanja produk yang mereknya belum pernah kamu tahu sebelumnya? Tapi kamu tetap berbelanja karena merasa terus melihat produk tersebut wara-wiri di sosial media lewat video iklan? Nah, kalau kamu pernah, ini ada rahasianya.
Iklan video adalah salah satu cara calon pembeli menemukan merek baru sebelum membeli. Instagram adalah salah satu media sosial yang mendorong banyak orang melakukan pembelian di tahun 2021 lewat ads, diikuti oleh Facebook. Jason Hsiao, salah satu pendiri Animoto, mengklaim bahwa,
Orang 6 kali lebih banyak mengingat informasi lewat video daripada teks. Video punya bagian tiga kali lebih banyak daripada gabungan teks dan gambar.
Lalu bagaimana membuat video yang menjual untuk audiens saat pertama kali mengenal produk kamu? Ninja Xpress punya 5 cara bagaimana kamu bisa membuat video iklan yang menjual untuk media sosial.
Tentukan Tujuan Video untuk Beriklan
Apa tujuan kamu menggunakan video untuk beriklan? Tujuan penting untuk memudahkan kamu membuat video yang sesuai target agar tepat sasaran. Sebenarnya, kamu bisa menentukan tujuan tersebut berdasarkan 5 langkah dasar pemasaran berikut:
- Awareness: Cara agar konsumen untuk mengenali produkmu
- Consideration: Cara agar konsumen beralih ke produkmu daripada yang lain
- Conversion: Ketika orang benar-benar mulai membeli produk
- Loyalty: Konsumen sudah membeli produkmu secara teratur
- Advocacy: Saat produkmu sangat bagus dan pelanggannya sudah sangat setia, kemudian mereka mulai mempengaruhi lingkaran sosial mereka untuk menggunakan produkmu!
Setiap tahapan punya pendekatannya sendiri, salah satu caranya dengan iklan video. Nah, kamu harus tahu persis di tahap mana kamu berada dan apa yang kamu tuju dalam pembuatan video iklan.
Baca Juga: Yosef Adji Baskoro: 5 Cara Bikin Konten Kamu “Worth-Sharing”
Tentukan Platform Video Kamu Ditayangkan
Media dimana video kamu ditayangkan penting untuk kamu tentukan sebelumnya. Hal ini memudahkan kamu membuat konten yang sesuai dengan audiens pada platform tersebut. Selain audiens, platform juga menentukan durasi dari video yang harus kamu baut, mulai dari yang singkat 10 detik atau mereview produk selama 20 menit. Masing-masing format ini menghasilkan performa yang berbeda-beda di tiap platform berbeda, karena setiap platform hadir dengan karakteristiknya sendiri, yaitu:
- Facebook: 85% audiensnya akan menggunakan mode mute pada gadget saat mereka sedang asyik scrolling.
- Instagram: Mereka cenderung suka tipe user generated content (berbagai bentuk konten tentang suatu brand atau produk yang dibuat dan dibagikan oleh pengguna atau konsumennya).
- Twitter: Sifatnya yang bergerak cepat, lebih cocok video dengan durasi pendek, sementara
- YouTube: Mereka lebih suka mengkonsumsi video durasi panjang
- TikTok: video sketsa komedi dan video yang bersifat “to entertain” sangat digemari oleh pengguna TikTok
Tentukan Tahapan & Detail Produksi Video
Salah satu hal paling umum yang dilakukan pemula saat baru membuat iklan, yaitu punya konsep ingin dapat hasil yang maksimal dengan budget minimal, tapi tidak pernah memperhatikan bagaimana tahapan memproduksi video. Sehingga saat tahu kontennya akan tidak sesuai konsep karena terhalang budget, bisa berujung sia-sia dan tidak membuahkan hasil maksimal.
Oleh, karena itu penting mengetahui tahapan apa saja dalam membuat video. Dimulai dari konsep atau ide, cerita seperti apa yang ingin diangkat, emosi apa yang ingin dibangun dan action apa yang ingin didapatkan. Perhatikan juga detail seperti shot-shot yang akan diambil, suasana atau lokasi serta properti yang akan digunakan. Menyiapkan detail sangat penting dalam membuat video yang terlihat profesional.
Nah, kalau ada hal-hal yang kelihatannya akan membuat anggaran iklan kamu membengkak, jangan takut untuk re-work lagi storyline yang sudah kamu buat. Tujuannya supaya kamu bisa dapat hasil yang oke tapi sesuai dengan budget-mu.
Baca Juga: Ligwina Hananto: Tips Alokasi Budget untuk Scale Up Bisnis
Tentukan Output Video Yang Diharapkan
Hasil akhir pada video berkaitan dengan format yang dihasilkan. Dalam video iklan, ada banyak format yang bisa dihasilkan. Format ini nantinya berpengaruh terhadap channel apa yang kamu gunakan dan idealnya bagaimana video tersebut ditampilkan dalam format terbaik. Pertama, kamu bisa membuat video landscape atau potrait (untuk video iklan di Facebook, selalu pilih landscape).
Kemudian ada jenis video seperti tipe video tapping untuk diputar berulang kali, atau bisa juga kamu merekam sekaligus menayangkannya secara langsung. Kamu bisa mengatur video iklan agar dapat diputar berulang kali, atau menghilangkannya dalam 24 jam seperti dalam fitur Instagram Story atau status WhatsApp.
Ukur Keberhasilan Video Yang Telah Dibuat
Saat membuat video iklan, kamu tidak bisa hanya membiarkan campaign-mu berjalan sendiri tanpa kamu pantau setiap hari. Kamu harus tahu kapan iklanmu dikatakan sukses dan kapan gagal, karena dengan begitu kamu jadi paham untuk ambil tindakan yang seperti apa supaya tidak sia-sia kedepannya.
Nah, ini yang menjadikan kenapa laporan analitik itu penting saat mengerjakan ads. Laporan analitik akan kasih tahu kita jumlah pasti dari performance video iklan. Angka-angka ini akan sangat membantu untuk mengukur seberapa sukses iklanmu dengan target yang telah ditetapkan selama periode campaign berjalan.
Baca Juga: Kris Moerwanto: Taktik Endowment Effect Meningkatkan Penjualan
Setelah cek informasi dan tips dari Ninja, kamu jadi lebih punya gambaran dong buat bikin konten video iklan? Kalau kamu masih butuh kiat sukses bikin konten iklan lainnya, kamu bisa coba gabung Creative Business Solutions: Foto & Video Produk dari Ninja Xpress!
Program satu ini, siap bantu kamu bikin konten iklan Foto & Video produk kelas PROFESIONAL menggunakan model, fotografer, dan videografer handal. Kamu nggak perlu mikir tema, pokoknya cuma tinggal posting. Dan semuanya GRATISS!
Jadi, tunggu apalagi? Yuk cari tahu lebih lanjut di sini! Semoga tips dan infonya bermanfaat ya, Teman Ninja. Selamat mencoba!
Original Article from Ninja Van Philippines
Featured image from Pexels
