Perkembangan dunia perdagangan memungkinkan banyak cara untuk berjualan, mulai dengan modal besar hingga kecil bahkan ada yang hanya bermodal semangat saja lho!
Wah menarik sekali ya, kira-kira apa nih Teman Ninja jualan yang bermodalkan semangat? Yap, Dropshipper! Nah oleh sebab itu mari kita simak cerita Wella Lee, selaku CEO dan founder dari Eyelovin dan perjalanannya dari seorang dropshipper hingga bagaimana dia bisa berganti metode bisnis dan mengembangkan brandnya dengan cerita yang penuh dengan ketidakpastian!
Sebelum kita mulai cerita menarik dari Wella, kita tentu sering mendengar istilah dropshipper, tapi sebenarnya apa sih dropshipper itu?
Dropshipping adalah sebuah jenis bisnis, yang dimana produk yang dijual oleh pelaku usaha tidak distok, tetapi tetap dibeli langsung dari pihak ketiga, baik itu pemilik usaha atau brand, maupun produsen
Kenapa Memilih Sistem Dropship?
Seorang dropshipper adalah pihak yang menjual produk milik usaha lain, tanpa harus menyetok dan mengirimkan barang yang terjual. Seorang dropshipper hanya butuh untuk memiliki toko online dan memberikan sarana promosi bagi produk yang dijualnya.
Pada awalnya kak Wella Lee menjalankan bisnisnya dengan sistem dropship karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
Modal usaha yang tidak besar
Apabila kamu memiliki keterbatasan terhadap modal, Dropshipping adalah pilihan yang tepat sebab kamu tidak perlu menyusun bisnis pada umumnya karena seluruh proses mulai dari stok, pengiriman dan barang sampai ke konsumen diurus oleh pihak ketiga. Modal yang perlu kamu siapkan adalah kreativitas dalam menentukan produk yang sedang banyak dicari oleh pelanggan. Nah untuk menentukan produk yang baik, kamu dapat riset produk dengan mencari sebuah winning product.
Baca juga: Nurdin Noerhanuddin: Cara Riset Praktis Winning Product Agar Omset Meroket
Risiko kegagalan rendah
Teman Ninja, dalam sistem dropshipping, kamu tidak perlu membangun sebuah brand, tidak menyediakan biaya operasional untuk gudang, karena semua disiapkan oleh supplier, sehingga apabila bisnis tidak berjalan lancar maka risiko kegagalan atau kerugian yang akan kamu alami rendah.
Fleksibel dan tidak terbatas ruang dan tempat
Sebagai dropshipper yang perlu Kamu sediakan adalah waktu dan toko online. Dengan adanya toko online, kamu tidak terikat oleh jam operasional karena kamu dapat menjalankan bisnis kapanpun dan dimanapun sehingga kamu dapat mengatur waktumu secara mandiri.
Penyebab Beralih dari Dropshipper
Seiring berjalannya waktu, Kak Wella berpikir bahwa menjadi seorang dropshipper tentu mudah akan tetapi dia juga merasakan sulitnya melakukan bisnis dropshipping karena ada beberapa kekurangan dari sistem ini seperti:
Margin keuntungan yang rendah.
Dengan sistem dropship tentu kamu tidak dapat menentukan harga tanpa menyesuaikan harga dasar yang telah ditetapkan oleh supplier oleh sebab itu keuntungan yang kamu dapatkan juga tidak dapat terlalu tinggi, tips untuk menghadapi hal ini adalah Kamu dapat menyediakan produk-produk yang beragam dan sedang dibutuhkan oleh pelanggan.
Kualitas produk tergantung pada supplier
Saat menjadi dropshipper Kamu tidak dapat mengatur kualitas produk dikarenakan yang kamu jual adalah produk yang sudah jadi, akan tetapi yang dapat kamu tingkatkan adalah kualitas layanan toko online kamu.
Ketidakpastian ketersediaan stok
Sistem dropship tentu dapat menghambat Kamu untuk mengontrol stok karena bisnis yang kamu jalankan sangat bergantung pada supplier, cara yang tepat untuk menanggulangi hal ini adalah dengan menjadi Stockist.
Baca Juga: 6 Ide Bisnis Dropship yang Menguntungkan dan Tanpa Ribet
Alasan Akhirnya Memilih Menjadi Stockist
Menanggapi kelebihan dan kekurangan menjadi dropshipper, Kak Wella Lee memilih untuk berganti model bisnis menjadi Stockist. Stockist adalah seseorang yang menyimpan barang dan dapat menjual barang saat permintaan meningkat. Dengan cara ini, stockist dapat mengatur waktu untuk menyiapkan stok tetap tersedia tanpa bergantung penuh pada supplier.
Pada saat merubah model bisnis yang dijalaninya, Kak Wella tentu menghadapi beberapa tantangan seperti momentum perubahan dari dropshipper menjadi stockist dilakukan dengan timing yang kurang tepat sehingga hampir saja membuat usahanya bangkrut. Terdapat juga istilah Dead-stock yaitu kondisi barang-barang yang disetor ke gudang hanya mengendap dan tidak terjual. Adapun beberapa tips yang diberikan oleh Kak Wella untuk menghadapi masalah ini:
Tempat penyimpanan yang cukup dan sesuai dengan jumlah stok
Tidak perlu gudang yang besar untuk menjadi stockist lho, kamu cukup menyiapkan ruang penyimpanan yang memadai. Kamu juga dapat mendesain rak untuk penempatan produk jualan kamu agar terlihat lebih rapi.
Berikan kode pada setiap barang
Agar mempermudah kamu dalam mencari produk jualan, sebaiknya kamu memberikan kode pada setiap barang yang kamu jual. Terlebih lagi apabila produk yang kamu jual beragam, kamu wajib memberikan kode agar dapat membedakan dengan mudah barang kamu yang ada di gudang.
Tentukan jumlah stok minimum
Kamu harus menentukan jumlah minimum dari produk laris yang kamu jual agar tidak terjadi kekosongan stok saat pembelian oleh pelanggan. Jika Kamu berjualan di berbagai platform marketplace, tentu akan sulit untuk update stok secara manual, Kamu dapat menggunakan jasa pihak ketiga yang dapat secara otomatis update stok barang dan saat stok mulai menipis Kamu juga akan diingatkan oleh sistem.
Lakukan proyeksi durasi barang habis
Untuk menghindari kekosongan stok, kamu juga dapat memproyeksikan atau memperkirakan kapan stok akan habis dengan cara melihat rata-rata pembelian barang setiap harinya. Apabila sudah mendapatkan angka rata-rata pembelian, maka angka ini dijadikan pembagi untuk jumlah stok yang tersedia kemudian akan keluar hasil proyeksi berapa hari stok akan habis.
Melakukan stock opname
Dengan melakukan stock opname kamu dapat mencocokkan pencatatan dengan barang fisik, karena seringkali terdapat perbedaan antara data dengan barang fisik sehingga dengan stock opname kamu dapat mengecek kembali barang yang ada agar stok dapat terus terkontrol.
Baca Juga: CRNShop & Bluebells: Sukses Jual Ribuan Sandal dengan Konsisten Endorse
Nah itu Teman Ninja perjalanan menarik, cerita sukses dari Kak Wella Lee sebagai founder Eyelovin, dari Dropshipper menjadi Stockist dan brand sendiri. Salah satu hal penting sebelum kamu juga memutuskan menjadi stockist adalah memiliki katalog produk yang terbaik siap dijual dan memikat customer. Pas banget ada layanan foto dan video produk gratis dari Ninja Xpress Creative Business Solution yang siap membantu kamu.
Featured image by Nana Smirnova from Unsplash